Jumat, 15 Mei 2009
Ternak Bekicot
Ternak Bekicot Modal Irit Mudah Jadi Duit
Pengantar:
Bekicot, yang selama ini dianggap merupakan musuh petani, ternyata di luar
negeri menjadi makanan favorit, dan konsumsi masyarakat elit. Dibandingkan
dengan komoditas lainnya, memang biayanya juga termasuk irit dan tidak
susah jadi duit. Untuk mengetahui seluk-beluk tentang bisnis bekicot ini,
redaksi menurunkan wartawan Kuswari dan Yayan S (Bandung). Hasil
liputannya, kemudian disunting dan dilengkapi oleh Managing Editor Dedi
Riskomar. Semoga bermanfaat.
Redaksi
BEKICOT yang dalam bahasa latinnya “Achatina fulica”, merupakan hewan
umumnya dipandang sebelah mata, bahkan dianggap hama karena sangat
mengganggu tanaman para petani. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak
tahu manfaat dari bekicot ini. Padahal daging bekicot, mempunyai potensi
yang sangat tinggi untuk dibudidayakan, dan dijadikan suatu produk yang
bernilai ekonomi tinggi.
Boleh dibilang, sebenarnya bekicot begitu mudah diternak karena sifat
pertumbuhannya yang cepat. Namun sampai sejauh ini, belum mendapat
perhatian serius. Kalau pun ada yang mengembangkan, masih bisa dihitung
dengan jari. Itupun hanya dijadikan sebagai pakan ternak tertentu, misalnya
untuk makanan lele dumbo.
Berbeda dengan di daerah Kediri, ternyata ternak ini sudah dikenal sejak
tahun 1970. Daerah ini memang dikenal sebagai daerah produsen bekicot,
terutama di Desa Jengkol dan Plosokidul Kabupaten Kediri.
Semula budidaya bekicot, hanyalah memanfaatkan banyaknya bekicot di
tempat-tempat lembab. Kemudian dicoba dimanfaatkan, dalam bentuk bisnis
kecil-kecilan dengan dibuat keripik bekicot.
Ternyata perkembangan selanjutnya, banyak masyarakat yang tertarik dan
menyukai bekicot, sehingga tak heran kalau banyak yang ingin belajar
tentang bekicot ke daerah Kediri. Maka sejak saat itu, hingga sekarang kota
dekat Malang, Jatim itu kini menjadi sentra bekicot di Indonesia.
Sementara masih jarangnya pembudidayaan bekicot di Jawa Barat, barangkali
tidak lepas dari adanya anggapan bahwa bekicot merupakan hewan yang
menjijikkan dan tidak layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi. Lebih jauhnya
lagi, tinjauan hukum Islam dalam masalah hewan ini dikategorikan sebagai
khilafiyah, artinya terjadi perbedaan pendapat sesuai dengan sudut pandang
yang berbeda-beda.
Terlepas dengan subtansi masalah hukum Islam, namun hewan bekicot sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT begitu besar manfaatnya. Ternak ini, bisa
dijadikan suatu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Apalagi,
permintaan pasar luar negeri begitu besar.
Selain itu, budidaya bekicot kalau dikelola secara profesional, akan
menciptakan peluang usaha baru, seiring dengan situasi dan kondisi
Indonesia, dihadapkan dengan problematika pengangguran, dan PHK dari
berbagai perusahaan akibat krisis moneter.
Bergizi Tinggi
Hasil penelitian para ahli gizi, ternyata hewan menjijikkan ini mengandung
berbagai nilai gizi yang baik bagi manusia. Bahkan menurut Ir. Yudi
Garnida, dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan (Unpas) saat dihubungi
“Mitra Bisnis” mengungkapkan bahwa bekicot merupakan hewan yang banyak
mengandung nilai gizi tinggi untuk kehidupan.
Protein yang terdapat dalam bekicot, sekitar 12% per 100 gram dagingnya. 1%
lemak, 2% hidrat arang, 237 mg Calcium, 78 mg phospor, dan vitamin B2.
Sedangkan asam amino dalam 100 gram daging bekicot kering antara lain
terdiri atas leusin 4,82 gram, lisin 4,35 gram, arginin 4,88 gram, asam
aspartat 5,98 gram dan asam glutamat 8,16 gram.
“Bahkan bekicot di luar negeri, telah menjadi makanan favorit dari golongan
elit, yang mampu bersaing dengan makanan lainnya. Negara yang paling doyan
terhadap daging bekicot ialah Prancis, beberapa negara Eropa dan juga
Asia,” ujarnya seraya menambahkan bahwa mahasiswa Teknologi Pangan Unpas
telah dianjurkan untuk membuat makanan yang berkualitas dari bahan bekicot,
serta kalau bisa tembus ke swalayan dan pasar-pasar besar lainnya.
Menurut Yudi Garnida, bekicot sebagai hewan yang mudah hidup di alam
Indonesia, sebenarnya merupakan potensi dan karunia alam yang besar bagi
masyarakat Indonesia. Meskipun dianggap sebagai hama, tetapi kalau dikelola
secara profesional bisa menjadi makanan yang bernilai ekonomi tinggi.
Apalagi sejak beberapa tahun terakhir, ternyata ada beberapa pengusaha yang
sudah mengekspor bekicot ke beberapa negara Eropa. Hanya saja sekarang,
bagaimana caranya agar bekicot ini dikelola secara lebih baik, serta
ditangani lebih profesional setelah pasca panennya,” tandasnya.
Kalau diteliti dalam berbagai buku-buku tentang bekicot, ternyata hewan ini
bukan hewan asli Indonesia, tetapi sebagai hewan yang datang dari Afrika
Timur, selanjutnya menyebar ke India. Baru tahun 1922 bekicot ini sampai ke
Indonesia.
Peluang Ekspor
Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, ternyata sejak
tahun 1983 bekicot yang ada di Indonesia telah diekspor ke beberapa negara,
terutama negara Eropa. Hal ini semakin memperkuat kedudukan bekicot,
sebagai salahsatu komoditas komersial yang patut diperhitungkan di saat
sekarang ini. Apalagi hampir di setiap tempat di Indonesia, bekicot begitu
mudah diperoleh, dan cara mengembangbiakkannya praktis dan bisa dilakukan
oleh siapa saja.
Data yang ada di BPS menunjukkan bahwa sejak tahun 1983 volume ekspor
bekicot Indonesia hanya mencapai 245.359 kg atau sebanding dengan harga
dolar US$ 442.597. Sedangkan tahun 1987 mengalami kenaikan menyolok 7 kali
lipat menjadi 1.490.296 kg atau senilai US$ 2.950.718. Tahun 1988 ekspor
bekicot meningkat sampai 1.092 ton. Pada umumnya bekicot yang diekspor
hampir semuanya berupa daging beku dan olahan, sedangkan hanya 1-2%
berbentuk bekicot segar.
Adapun harga rata-rata ekspor bekicot per-kg pada tahun 1983 senilai US$
1,80. Tahun 1984 mengalami penurunan dari US$ 1,67 menjadi US$ 1,60 dan
turun lagi sampai harga US$ 1,49. Turunnya harga tersebut, erat kaitannya
dengan kualitas bekicot. Karena ternyata setelah ada perbaikan pengolahan,
harga bekicot kembali normal pada tahun 1987 dengan rata-rata harga
mencapai US$ 1,98.
Diperkirakan harga bekicot sekarang telah mencapai 10 kali lipat, apabila
melihat perkembangan yang mencapai 11 tahun terakhir ini, apalagi dengan
naiknya harga dolar yang begitu tinggi. Kesempatan ekspor bekicot ke
beberapa negara maju, terutama Amerika dan Eropa serta Asia sangat terbuka
luas, apalagi potensi mengembangkan bekicot begitu besar di kawasan
Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Permisi gan pemilik blog izin bagi bagi info
BalasHapusokeyprofits.com
Lakukan modal penyertaan untung puluhan juta
deposit 100 USD bonus 20 USD,1 USD x Rp.9.000,-
keuntungan 2% persen perhari dari modal awal kontrak 100 hari
untuk info lebih lanjut 0821 666 43133 M Rasyid
Daftar Gratis