Jumat, 15 Mei 2009
Ternak Bebek
Ternak Bebek di Lepas Pantai Sangat Menjanjikan
YOGYAKARTA – Sutrisno kini bisa tersenyum. Penduduk desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogya ini tak lagi menuai keluh kesah tetangganya akibat kotoran sekitar 400 ekor bebek miliknya yang bertebaran di jalan-jalan dan menimbulkan bau tak sedap.
Kini, Sutrisno dengan tujuh rekannya yang tergabung dalam Kelompok Peternak Sido Maju, membiarkan bebek-bebeknya yang berjumlah sekitar 1.490 ekor berenang bebas di sebuah kawasan laguna pantai dusun Soge, desa Srigading - tepi pantai Samas. ’’Dalam dua bulan kami bisa untung Rp 14 juta,’’ ungkap Sutrisno (65), dengan wajah riang, ketika ditemui SH. Kamis (14/2) pekan lalu.
Keuntungan bersih ini didapatkan dengan menjual sekitar 900 butir telur perhari yang dihasilkan dari 1.490 ekor itik jenis lokal Turi, yang setiap butirnya dijual dengan harga Rp 500,-. Tentu saja keuntungan itu setelah dikurangi dengan biaya pakan Rp 800.000 perbulannya, tenaga kerja serta cicilan angsuran pinjaman Rp 4,6 juta per bulannya.
Sutrisno dan ke-7 rekannya itu tak perlu bersusah payah menjual, karena para pembeli datang ke lokasi. ’’Kalau dibandingkan dengan ketika saya piara di rumah, keuntungan sebutir telur bisa hanya Rp 15 rupiah ditambah omelan tetangga, tetapi ketika saya tempatkan di lepas pantai keuntungannya mencapai sekitar Rp 200,’’ ungkap Sutrisno.
Keberhasilan Sutrisno dan rekan-rekannya ini tak lepas dari campur tangan Fak. Peternakan UGM. Menurut Ir Sri Harimurti, dari Fak. Peternakan UGM yang juga selaku pembina peternak bebek, proyek ini dimulai sejak Oktober tahun 2001, dengan mengambil areal seluas 0,2 ha di pinggiran pantai Samas.
Para peternak ini diberi pinjaman Rp 70 juta dan diminta untuk mengembalikan dalam jangka waktu 14 bulan. ’’Sebetulnya masih ada 20 hektare lagi yang bisa dimanfaatkan,’’ ujar Harimurti.
Untuk memanfaatkan lahan lainnya itu, Harimurti masih harus hati-hati dan memerlukan biaya lagi. Sebab, tuturnya, tak mudah mendidik orang-orang desa untuk menjadi peternak bebek. ’’Susahnya bukan main untuk diajak jujur dan mempunyai kemauan,’’ tambah Ir Rini Widiati, yang juga pembina peternak bebek Kelompok Sido Maju ini.
Omega Tiga
Kadangkala, tambahnya, uang pinjaman untuk usaha beternak bebek ini habis hanya untuk keperluan sehari-hari. Dengan demikian, uang habis, bebek pun tak ada. Proyek beternak bebek di lepas pantai ini, menurut Harimurti, sangat menjanjikan.
Sebab, selain pakan yang mestinya diberikan pada seekor bebek bila ditempatkan di kandang memerlukan 2 ons gabah – setiap kilonya harganya Rp 1.200,-, maka kalau di lepas pantai hanya membutuhkan 1,2 ons. ’’Ini karena bebek-bebek itu mendapat makanan dari ganggang laut dan rumput laut yang tumbuh di sekitar itu, serta ikan-ikan kecil, anakan kepiting dan lain sebagainya’’ kata Harimurti.
Ditambahkan Harimurti, dalam sebuah penelitian ternyata ganggang dan rumput laut ini kaya kandungan Omega 3 yang diketahui bisa menurunkan kolesterol pada darah. ’’Jadi telur yang dihasilkan bebek lepas pantai ini juga mengandung Omega 3, dan ini ramah lingkungan’’ ungkap Harimurti.
Menurut Harimurti, produksi telur yang kini mencapai 900 butir perharinya masih bisa ditingkatkan karena 200 ekor bebek dari 1.490 itu diperkirakan belum bertelur mengingat baru saja didatangkan. Selain itu, kata Harimurti, tingkat kehilangan telur akibat diambil orang juga cukup tinggi, yakni diperkirakan mencapai 25 butir tiap harinya. ’’Ini kan cukup besar,’’ kata Harimurti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar